Sejumlah penari membawakan Tari Warak pada pembukaan tradisi Dugderan di Halaman Balaikota Semarang, Rabu (12/9). Tradisi Dugderan diselenggarakan satu hari menjelang bulan Ramadhan.
Kata Dugder-an, berasal dari kata dug, suara bedug, dan der, suara meriam. Konon, sebagai pertanda puasa, suara bedug dan meriah bertalu-talu di Kota Semarang. Seiring dengan perkembangan zaman, Dugderan telah mengalami modifikasi dan perkembangan. Dugderan tidak hanya sekedar suara bedug dan meriam tapi telah menjadi tradisi budaya yang dilaksanakan setiap tahun.
Selain di Balaikota Semarang, gelaran budaya menyambut Ramadhan juga dilaksanakan di halaman Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang, berupa Festival Warak Dugder 2007. Kegiatan tersebut diikuti 16 perserta perwakilan dari masing-masing kecamatan di Kota Semarang.
Jumat, 14 September 2007
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Jepretanne Cakep Kang
gambar nomor satu keren.....hiks hiks
Posting Komentar