Senin, 02 Juni 2008

Home Sweet Home

Rehat sejenak, menikmati libur cuti. Meski tiga hari, tapi nikmat dan kesannya sangat mendalam. Menemani bapak kontrol ke rumah sakit dan nemanin ibu belanja ke Pasar Beringharjo. Pilih-pilih batik pun tak terhindarkan. Sarung dan kemeja batik berhasil di genggaman. Tak lupa membeli oleh-oleh buah untuk keponakan di rumah.
Memang benar, rumahku adalah istanaku, sejelek apapun rumah ku itu. Aku diajak kembali mengenang memori lama yang tertancap tajam dalam hati dan pikiranku. Di rumah inilah aku tumbuh dan berkembang hingga seperti saat ini. Tidak ada yang istimewa dari rumahku, yang istimewa adalah penghuni rumah itu.
Berusaha menjadi anak yang baik ternyata tidak mudah. Kadang kita perlu diingatkan bahwa kita masih mempunyai orang tua dan saudara yang hebat. Diingatkan entah oleh orang tua atau saura kita sendiri atau malah diingatkan saat musibah atau maut menjeput salah satu dari mereka. Aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau terlambat menyadari kalau aku mempunyai mereka yang hebat itu saat mereka telah tiada. Aku tidak mau menyesal kemudian.
Menjadi yang terbaik bagi mereka adalah impian kita. Tapi mampukah kita menyingkirkan ego kita-entah karena pekerjaan atau waktu-tidak punya waktu untuk mereka. Satu kalimat yang sampai sekarang terus terngiang-ngiang di kepalaku yang diucapkkan oleh ibu' "le, kok suwe ora telepon opo muleh to? ora kangen karo bapak ibu yo? e nek anak ki durung mesti kangen karo wong tuwo, ning wong tuwo ki mesti kangen terus karo anake!."
Semoga kita bisa menjadi manusia yang bijak, bijak membagi waktu, bijak menyayangi orang tua dan saudara kita sebagaimana kita menyayangi diri kita. Mereka butuh kehadiran kita, tidak hanya suara ataupun uang kita semata.
 

Copyright 2007 ID Media Inc, All Right Reserved. Crafted by Nurudin Jauhari