Selasa, 06 November 2012

Cerita Soal Hobi Lama yang Diperbaharui- Sepeda

Lupakan sejenak hiruk pikuk politik, lupakan sejenak euforia Jokowi, lupakan sejenak dahsyatnya topan Shandy, lupakan sejenak konflik di Poso dan Lampung, mari sejenak kita rehat untuk menikmati hobi kita, sepeda.

Ya, sepeda. Hampir tiga tahun terakhir ini aku kembali gandrung bersepeda. Hobi lama (tepatnya hobiku saat kecil) kembali hidup dalam jiwaku. Mulai dari bersepeda di jalan raya, off road, hingga downhill. Oh ya, bersepeda dengan seli alias sepeda lipat juga aku lakoni.

Sepeda pertama yang aku miliki di era dewasa-tua red- yaitu S-Work Spesialized 2nd yang aku beli dari kawan di Yogyakarta. Sepeda itu sempat aku gunakan selama di Solo dan Surabaya. Jalur di perkebunan teh sekitaran Tawangmangu dan sekitara Waduk Cengklik menjadi daerah jajahan.




Pindah ke Surabaya, sepeda itu aku bawa. Jalur dalam kota Surabaya dan beberapa jalur offroad di Surabaya dan sekitarnya katam digilas roda sepedaku.

Awal 2010 aku dipindahkan kerja ke Jakarta. Sepeda tidak aku bawa. Sepeda aku tinggal di Yogyakarta dan digunakan sama kakakku. Di Jakarta aku sempat beberapa bulan tidak bersepeda, sampai aku mendapatkan sepeda 2nd Giant Reign 2008 dari seseorang di Surabaya. Sepeda full-suspension allmountain.

Perkenalan dengan klub sepeda Journalist MTB membuat jadwal bersepeda semakin intens. Trek Jalur Pipa Gas (JPG), Tamana Kota (Tako) 2, Cihuni- semuanya di Serpong, Tangerang Selatan, hingga trek downhill di kawasan puncak menjadi daerah jajahan baruku.

Bersepeda di luar kota, seperti di Purwokerto dan Citarik, Sukabumi, serta Bandung pernah juga aku lakukan. Tentunya bareng sama anak-anak JMTB.

Bersepeda untuk kesehatan, bersepeda untuk persahabatan, bersepeda untuk menyelamatkan bumi.

salam gowes,
palmerah selatan,
6-11-2012
20.15 WIB






Kembali Up Date


Setelah sekian lama, lebih dari 3 tahun tidak pernah aku jamah, akhirnya aku berkesempatan untuk ngutak-atik blog ini. Banyak pengalaman, cerita, foto, dan hal ikhwal yang terjadi dan aku alami.

Blog ini terakhir aku update September 2008, saat aku masih bertugas di Solo, Jawa Tengah. Sebelum aku di Jakarta, home base ku saat ini- aku sudah sempat bertugas di Surabaya, Jawa Timur. Mulai aku masih sendiri, sampai sekarang aku sudah punya anak umur 23 bulan.

Banyak cerita di sana, mulai dari tragedi Lumpur Lapindo, pesta budaya, dan hiruk pikuk peristiwa lainnya. Semoga cerita-cerita itu bisa aku bagikan ke teman-teman semua.

Tentu juga, perjalananku selama aku di rimba kesemrawutan ibu kota Jakarta, InsyaAllah aku juga akan bagikan. So, selamat menikmati

tabik,
kumoro

Minggu, 07 September 2008

Senin, 02 Juni 2008

Home Sweet Home

Rehat sejenak, menikmati libur cuti. Meski tiga hari, tapi nikmat dan kesannya sangat mendalam. Menemani bapak kontrol ke rumah sakit dan nemanin ibu belanja ke Pasar Beringharjo. Pilih-pilih batik pun tak terhindarkan. Sarung dan kemeja batik berhasil di genggaman. Tak lupa membeli oleh-oleh buah untuk keponakan di rumah.
Memang benar, rumahku adalah istanaku, sejelek apapun rumah ku itu. Aku diajak kembali mengenang memori lama yang tertancap tajam dalam hati dan pikiranku. Di rumah inilah aku tumbuh dan berkembang hingga seperti saat ini. Tidak ada yang istimewa dari rumahku, yang istimewa adalah penghuni rumah itu.
Berusaha menjadi anak yang baik ternyata tidak mudah. Kadang kita perlu diingatkan bahwa kita masih mempunyai orang tua dan saudara yang hebat. Diingatkan entah oleh orang tua atau saura kita sendiri atau malah diingatkan saat musibah atau maut menjeput salah satu dari mereka. Aku tidak mau itu terjadi, aku tidak mau terlambat menyadari kalau aku mempunyai mereka yang hebat itu saat mereka telah tiada. Aku tidak mau menyesal kemudian.
Menjadi yang terbaik bagi mereka adalah impian kita. Tapi mampukah kita menyingkirkan ego kita-entah karena pekerjaan atau waktu-tidak punya waktu untuk mereka. Satu kalimat yang sampai sekarang terus terngiang-ngiang di kepalaku yang diucapkkan oleh ibu' "le, kok suwe ora telepon opo muleh to? ora kangen karo bapak ibu yo? e nek anak ki durung mesti kangen karo wong tuwo, ning wong tuwo ki mesti kangen terus karo anake!."
Semoga kita bisa menjadi manusia yang bijak, bijak membagi waktu, bijak menyayangi orang tua dan saudara kita sebagaimana kita menyayangi diri kita. Mereka butuh kehadiran kita, tidak hanya suara ataupun uang kita semata.

Kamis, 29 Mei 2008

Imajiner Cahaya

Permainan cahaya oleh Joko Sriyono, mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, "menghidupkan" penampilan kelompok musik perkusi Sipakatu Esamble di Teater Besar ISI Solo, Jawa Tengah, Selasa (27/5) malam. Pertunjukan cahaya dengan tajuk "Imajiner Cahaya" ini sebagai hasil eksplorasi untuk memberikan dimensi, nuansa, dan imajinasi yang berbeda dari sebuah pertunjukan panggung. Yaaaa ............., gambar ini sengaja aku munculkan untuk memberikan kesempatan mata dan hati kita sejenak beristirahat. Rehat menikmati sisi lain kehidupan. Tidak selamanya hidup itu susah. Seorang kawan pernah berujar "urip ki wis susah, ojo mbok gawe susah"-hidup sudah susah, jangan kau buat tambah susah.
Makanya, menikmati hidup adalah pilihan yang tepat, entah jadi apapun kita saat ini. Menjadi wartawan, nikmati aja jadi wartawan, jadi wartawan yang bener dan pener. Menjadi mahasiswa, nikmati aja status mahasiswa, naik bus murah, makan di sekitar kampus juga murah, duit masih di subsidi orang tua. Jadi penganggur, nikmati aja penggangguram ini, wong pemerintah aja nggak pernah ribut dan pusing mikiran penganggur, padahal mereka yang berkewajiban dan punya tanggungjawab menyediakan lapangan pekerjaan. Jadi, nikmati aja status kita saat ini.

Rabu, 21 Mei 2008

Rakyat dan Mahasiswa Kembali Ke Jalan


Rencana pemerintah untuk menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM memicu reaksi beragam dari masyarakat. Pro kontra tentang kebijakan ini tidak hanya terjadi pada tataran wacana di media massa atau sesi-sesi ilmiah di televisi maupun di kampus, melainkan sudah sampai ke masyarakat paling bawah.
Hal tersebut ditunjukkan dengan sikap dan aksi yang beragam dari masyarakat-dengan motor penggeraknya mahasiswa. Reaksi pertama yang muncul adalah munculnya unjuk rasa hampir di seantero penjuru negeri ini. Reaksi lain yang juga tidak kalah semarak adalah serbuan warga untuk membeli bbm di SPBU. Hal ini diyakini sebagai bentuk kepanikan dan ketidaksiapan masyarakat akan penerapan kebijakan baru.
Unjuk rasa tidak hanya terjadi di Jakarta, khususnya di depan Istana Negara dan Bunderan HI, tetapi juga di hampir seluruh kota. Di Jakarta, petugas kepolisian memasang kawat berduri untuk menghalangi arus mahasiswa yang mencoba menduduki Istana. Di Solo, mahasiswa punya car lain, yaitu mendorong sepeda motor dengan tulisan "bensin habis" di pelat motor.
Akan tetapi suara-suara tersebut nyaris tak terdengar oleh penguasa. Berdalih "penyelamatan" APBN pemerintah bergeming dengan menaikkan harga BBM per 23 Mei 2008. Apakah ini pertanda bahwa penguasa sudah tidak punya "telinga" untuk mendengar suar-suara rakyat? atau pemerintah sudah tidak punya "hati" sehingga tidak bisa berempati dengan penderitaan rakyat?
Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi PR penting bagi kita semua untuk menjawabnya. Jika memang jawabnya "Ya" pemerintah yang saat ini tidak memiliki telinga dan hati, maka jangan berharap mereka akan berkuasa lagi.
"Menolak Tunduk, Bangkit Melawan. Atau Mati Demi Kebenaran, Karena Mundur Adalah Pengkhianatan."

Senin, 07 April 2008

Pra Karnaval Batik Solo

Persiapan Peserta
Menjelang perhelatan akbar di Solo, yaitu Karnaval Batik Solo, pada 13 April 2008, para calon peserta mulai mempersiapkan kostum yang mereka rancang sendiri. Selain dipresentasikan kepada instruktur-dari Jember Fashion Carnaval-kostum mereka juga dipresentasikan kepada sesama peserta di Kompleks Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Minggu (6/4/2008). Selaian presnetasi kegiatan ini juga untuk mendapat masukan sehingga saat hari H nya mereka bisa tampil maksimal.
Acara ini memang bukan sesuatu yang segar atau fresh. Acara ini memang mencoba mengekor kesuksesan pelaksanaan Jember Fashion Carnaval (JFC) yang sudah berjalan beberapa tahun. Acara yang rencananya akan diikuti sekitar 250 peserta ini mengangkat tema wayang. Maka jangan kaget apabila kostum yang dipakai peserta banyak terinspirasi dari tokoh-tokoh wayang. So, siap-siap saja datang di Solo. Siapkan kamera dan CF sebvanyak-banyaknya. He he he he.
 

Copyright 2007 ID Media Inc, All Right Reserved. Crafted by Nurudin Jauhari